Minggu, 10 Oktober 2010

Kebutuhan pokok melunjak

Harga Kebutuhan Pokok di Berbagai Daerah Terus Melonjak

Postby rprajawane at yahoo.com » Tue Sep 06, 2005 6:58 pm
SUARA PEMBARUAN DAILY Harga Kebutuhan Pokok di Berbagai Daerah Terus Melonjak
PALU - Harga kebutuhan pokok di berbagai daerah di seluruh Tanah Air terus melonjak naik. Naiknya harga dipicu pengumuman rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan lalu.
Dari Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) dilaporkan harga kebutuhan pokok di pasar mulai melonjak tajam. Kenaikan mencolok terutama terjadi pada komoditi gula pasir, minyak goreng curah dan bawang merah.
Pantauan Pembaruan di Pasar Inpres Manonda dan Masomba Palu, Selasa (6/9), harga gula pasir naik menjadi Rp 6.500 per kilogram sebelumnya Rp 6.000 per kg. Sementara minyak goreng bimoli curah dari Rp 6.500 menjadi Rp 7.000 per kg dan bawang merah dari Rp 8.000 menjadi Rp 12.000 per kg.
Komoditas lainnya yang juga naik dratis yakni cabe merah Rp 7.500 menjadi Rp 10.000 per kg. Hanya tepung terigu yang masih bertahan di Rp 3.500 per kg, telur ayam Rp 700 ber biji dan beras kwalitas medium masih tetap Rp 2.700 per kilogram.
Menurut para pedagang, terjadinya kenaikan harga pada beberapa komoditas pokok tersebut selain karena adanya rencana kenaikan BBM juga karena persediaan langka di tingkat pedagang grosir maupun distributor.

Makassar
Sementara itu, harga sembilan bahan pokok (sembako) di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), mulai beranjak naik.
Pengamatan Pembaruan di beberapa pasar tradisional, Selasa (6/9), bahan pokok yang meningkat tajam adalah minyak goreng curah dan gula pasir. Di pasar Terong minyak goreng curah naik dari Rp 4.300 per liter menjadi Rp 4.500 per liter, sedangkan di pasar Pa'baeng-baeng Rp 5.000 per liter. Gula pasir impor di dua pasar tersebut naik dari Rp 5.000 per kg (kilogram) menjadi Rp 6.400 kg dan tepung terigu Rp 3.300 per kg naik Rp 3.400 per kg.
Komponen lainnya yang juga naik adalah cabe keriting dari Rp 5.700 per kg menjadi Rp 7.500 per kg, bawang putih Rp 6.000 per kg menjadi Rp 7.000 per kg, telur ayam ras Rp 450 per butir naik Rp 600 per butir. Kepala Unit Pelaksana Tugas Pasar Terong, Mustari mengatakan, kenaikan itu terjadi sejak pemerintah menggulirkan isu akan adanya kenaikan BBM Oktober mendatang, selain itu juga terpengaruh oleh situasi menjelang bulan suci Ramadhan Oktober mendatang.
Meskipun sejumlah komponen bahan pokok mengalami kenaikan harga namun menurutnya, stok yang tersedia cukup dan distribusi ke pasar tetap berjalan lancar.
Dia berharap, jika operasi pasar akan dilakukan untuk menstabilkan harga, sebaiknya dilakukan pada bulan Ramadhan.
Sementara itu, harga beras di tingkat pengecer tampak stabil dan menurut Kepala Divisi Regional Bulog Sulsel, Abdul Karim, stok beras di Sulsel masih mencukupi untuk kebutuhan 10 bulan ke depan.
Menanggapi kenaikan harga gula, pihak Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu (Apegti) Sulsel menyatakan, hal itu dapat dimengerti sebab produksi gula pasir lokal belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Sulsel.
Yogya
Menyusul jatuhnya nilai rupiah atas dolar AS, dan kelangkaan minyak tanah di sejulah wilayah termasuk Yogyakarta, harga barang-barang kebutuhan merambat naik.
Minyak goring curah yang dalam satu minggu terakhir masih pada kisaran harga Rp 4.750, saat ini naik menjadi Rp 5.400 perkilonya. Sementara gula pasir tanpa merk, naik menjadi Rp 6.400 dari harga sebelumnya Rp 5.800 sedang gula pasir bermerk naik menjadi Rp 6.000 dari Rp 5.400.
Sejumlah pedagang di pasar Yogyakarta juga mengeluhkan keterlambatan pasokan barang-barang kebutuhan sehari-hari dan naiknya harga beras dari agen. Untuk beras C4 semula Rp 3.200 saat ini menjadi 3.800. Sedang beras jenis Mentik dan Raja Lele cenderung naik hingga Rp 700 perkilogramnya.
Ny Lasmi pedang di pasar Demangan Yogyakarta menyatakan, hanya cabai dan tomat yang tidak naik, terkait dengan melimpahnya stok cabai dan lombok saat panen. Sedang harga telur naik menjadi Rp 7.400 dari sebelumnya, Rp 6.500. Jenis sayur mayor seperti kol, kentang, dan wortel juga merambat naik sekitar Rp 400. "Terpaksa harga juga naik, tetapi pembeli selalu protes," katanya.

Malang
Selain itu dari Malang Jawa Timur (Jatim) dilaporkan, harga kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) di tiga kota Malang Raya terus merangkak naik secara tajam dalam empat hari terakhir. Sembako di Pasar Induk Gadang (PIG), Pasar Besar malang (PBM), Pasar Besar Batu (PBB) dan Pasar Lawang Malang (PLM), barang-barang kebutuhan pokok seperti minyak goreng, beras, gula pasir, telur, daging sapi, naik rata-rata berkisar antara 30-40 persen dari harga sebelumnya. Bahkan untuk harga beras jenis IR-64 yang semula hanya Rp 2.000 per kg kini naik menjadi Rp 3.500 per kg .
Menurut Pemilik Toko Grosir Prancangan PBB H Mu'rod (52 tahun) dan Chandra (48) pedagang grosir sembako di PBM yang ditemui terpisah, Selasa (6/9) pagi mengaku mereka menaikkan harga karena harga grosir juga naik. Mereka mengaku sedih karena banyak pelanggannya yang terpaksa menurunkan omzet pembelian karena kondisi keuangan yang semakin berat namun harga-harga sembako justru menanjak naik. Menurut mereka, kenaikan harga sembako dikarenakan naiknya nilai tukar dolar AS atas rupiah yang terus melemah.
"Telur ayam buras yang semula hanya Rp 6.000 per kg sekarang naik tajam menjadi Rp 7.250 per kg sedangkan harga minyak goreng (tanpa merek) dari Rp 4.400 per kg menjadi Rp 5.500 per kg," ujar Chandra yang mengaku sudah 25 tahun lebih berdagang sembako di PBM menggantikan bisnis almarhum orang tuanya. Menurut H Mu'rod, harga barang-barang lainnya seperti garam dapur, bawang putih, cabe juga ikut naik rata-rata 35% dari harga pekan lalu.
"Kita berharap pemerintah menstabilkan mata uang rupiah agar tidak terus melemah karena nilai tukar dolar AS. Kalau rupiah jatuh terus, harga barang naik dan rakyat kecil terus menderita," ujarnya. (128/148/SKA/070).
http://apakabar.ws/forums/viewtopic.php?f=1&t=29500

Tidak ada komentar:

Posting Komentar